Sepenggal kisah antara saya dan buku

Sabtu, November 22, 2008

Awal saya berkenalan dengan dunia membaca adalah ketika saya dipinjamkan majalah oleh teman saya. Saat itu saya masih duduk di kelas 2 sd. Sekitar beginilah percakapan tersebut. 
"Fitri, kamu mau nggak main ke rumah? Aku habis dibelikan ayah majalah baru loh" 
Ajak teman saya yang bernama putri. 
"Lho, emangnya majalah itu kayak gimana put?" 
kataku balik bertanya. Karena jujur saat itu saya tidak tahu bagaimana rupa sebuah majalah itu. 
"Makanya nanti pulang sekolah main ke rumahku yah"
ajaknya sekali lagi.

Dan siang itulah awal saya berkenalan dengan majalah. Tepatnya majalah anak-anak. Nama majalah tersebut adalah MENTARI PUTRA HARAPAN. Dan sekarang majalah tersebut berubah nama menjadi MENTARI. Dari situlah saya mulai tertarik membaca. (Maksud saya bukan membaca yang dieja tapi sudah berkembang ke cerpen). Bahkan karena saking senangnya membaca, saya mengumpulkan sisa uang saku saya untuk membeli majalah. Tapi saya membeli yang bekas. Maklum lebih murah, dengan harga Rp. 1000,- saya sudah bisa mendapatkan 2 atau 3 majalah anak-anak bekas. (Oh..ya majalahnya sampai sekarang masih ada loh).

Bersama teman-teman, saya pernah mengirim surat ke salah satu artis cilik yang lagi tenar pada saat itu. Bersama kami menulis surat dan mengeposkan ke kantor pos. Tapi, dari mana saya dapat alamat artis tersebut? Saya mendapatkannya dari profil artis cilik tersebut di salah satu majalah anak-anak. Soalnya selain suka membaca majalah Mentari, saya juga suka membaca majalah bobo. Beberapa bulan kemudian, saya mendapat balasan dari si artis. Betapa senangnya saat itu diri saya. Namanya anak kecil pasti suka pamer. Begitu juga dengan saya. Saya pamerkan balasan surat tersebut ke teman-teman. Padahal cuma foto yang dibelakangnya ada tulisan tentang si Artis dan promosi album barunya (dan menurut saya itu bukan foto asli, hanya cetakan saja, mirip kayak bosur gitu). Duh, dunia anak-anak benar-benar penuh canda tawa tanpa memperdulikan beban berat yang mulai saya rasakan sejak mengalami masa transisi dari anak-anak ke remaja. Kebiasaan membaca saya terus berlanjut hingga saat ini. 

Walaupun frekuensi membaca saya tidak se intens saat di sd. Waktu sd, sebelum tidur saya selalu membaca buku dulu. Bahkan saya tidak bisa tidur kalau belum membaca. Buku apapun itu, baik pelajaran atau buku cerita anak. Biasanya saya pinjam dari perpustakaan sekolah. Berkat kebiasaan tersebut, beberapa kali peringkat 1 pernah saya raih, menggeser teman saya putri yang kerap menjadi langganan peringkat 1. O..ya saya masih ingat ada salah satu buku yang berjudul "Berwisata ke Pulau Dewata" yang saya pinjam dari perpustakaan sekolah. Dengan membaca buku tersebut, saya seolah-olah terbang ke pulau bali, dan berwisata bersama dengan lakon di buku tersebut. Yah walaupun pada akhirnya saya benar-benar bisa ke Bali saat perpisahan kelas 3 SMA. 

Seiring dengan bertambahnya usia, sekarang saya suka membaca buku yang menurut saya menarik (sekali lagi saya tegaskan, saya bukan seorang kutu buku loh...karena saya hanya membaca ketika menurut saya buku tersebut menarik). Buku pelajaran? Saya baca ketika hanya ada ulangan dan tugas saja. He..he..(Duh malas sekali kamu fitri). Mau tahu buku yang menurut saya menarik menurut saya? Buku itu meliputi cerpen/ Novel islami. Terutama karya Habiburrahman El-Shirozi, Helvi Tiana Rosa, Asma Nadia dll (soalnya kalau ditulis semua bisa-bisa Anda bosan membaca kelanjutannya). Buku semacam Chicken Soup For The Soul versi Islam misalnya "Bila Nurani Bicara". Buku tentang pengembangan jiwa, karena membaca buku tersebut kita kan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi, serta untuk mengetahui karakter dari tiap individu yang serba unik. Karena manusia di Ciptakan Allah masing-masing dibekali dengan kelebihan dan kekurangan. Dan untuk itulah kita hidup bersosialisasi agar bisa saling melengkapi. 

Untuk merawat buku dan majalah, saya selalu memberi sampul plastik pada buku dan majalah tersebut. Tak lupa saya memberi pembatas buku ketika teman-teman pinjam buku saya agar tidak melipat halaman buku. Kan kasihan pasti si buku kesakitan karena badannya dilipat-lipat. Bayangkan kalau itu Anda sendiri. Gimana hayo rasanya??? (he..he..^_^). Ternyata memiliki koleksi buku ada masa dukanya loh. Mau tahu? Ketika saya merasa nggak sreg buat meminjamkan buku ke salah satu teman (karena menurut saya dia nggak bisa bertanggung jawab), saya jadi bingung. Mau dipinjemkan ntar malah rusak atau bahkan nggak kembali, kalo nggak dipinjamkan ntar disangka pelit. Duh repot seraya makan buah simalakama. Maklum saya sudah kecolongan 3 buku yang nggak kembali, jadi ya harus waspadalah. Buat Anda yang merasa meminjam bukunya teman, jika sudah selesai membacanya, secepatnya tolong dikembalikan yah. Kasihan teman Anda yang kebingungan mencari buku-bukunya yang pada ilang semua karena pada dipinjemi temannya. Kayaknya sudah dulu ya cerita tentang saya dan koleksi buku saya. Gambar diatas itu merupakan beberapa koleksi buku saya. Kebiasaan membaca saya mulai menular ke adik dan sepupu saya. Yah..semoga saya juga berlanjut ke cicit-cicit saya nantinya he...he.. (^_^)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

Mari kita menjalin pertemanan dengan meninggalkan komentar Anda di postingan ini. EmoticonEmoticon