Ahad kemarin tanggal 31 Agustus
2014 saya berencana ke pasar wonokromo DTC untuk mencari sesuatu, saya pikir
sekalian aja cetak tiket kereta yang saya booking jauh hari melalui internet di
stasiun Wonokromo. September ini saya berencana untuk mengunjungi Jakarta kembali
sejak November tahun kemarin.
Misi saya (kayak tugas penting aja) kesana itu untuk mengunjungi twin baby anak sepupu saya bareng keponakan gedhe saya (gini-gini saya punya keponakan yang sudah kuliah, tiba-tiba ngerasa tua :D ). Sudah sejak lama saya pengen kenalan sama si bayi kembar ini, karena di keluarga besar saya terakhir punya sodara kembar itu saat saya masih umur 4 tahun (sepupu saya), dulu saya sering banget main sama mereka. Dan saat si kembar ini berumur 4 tahun, salah satu dari mereka meninggal. #cry. Jadi kemunculan bayi kembar di keluarga besar saya ini kayak sebuah anugerah tersendiri, apalagi langsung kembar cowok dan cewek. Pinter banget sih mbak sepupu saya ini. Buat anak langsung bisa cowok dan cewek. Hehehe..
Sedangkan misi kedua ke Jakarta itu pengen wisata bisnis (halah… bahasa opo iki?) Yup, kali ini pengen banget mampir ke pasar-pasar grosir di Jakarta, kali aja nemu peluang baru buat dijual lagi. Soalnya waktu dulu kesana ngerasa kurang banget jalan-jalannya, maklum namanya juga ikut teman yang lagi wawancara kerja, jadi harus ngikut jadwal dia di Jakarta. Tapi cukup puas lah bisa jalan-jalan mengunjungi wisata kota tua Jakarta.
Ok, back to the topic, mengenai cetak tiket kereta ini, saya dibikin takjub sama kinerja perusahaan BUMN PT. Kereta Api Indonesia. Perusahaan ini menurut saya banyak mengalami kemajuan yang lebih baik. Nah, salah satu inovasi mereka adalah cetak tiket kereta ini. Jadi, awalnya saya itu langsung menuju ke loket tiket seperti biasanya saat hendak cetak tiket kereta. Tapi sama mas-mas penjaga loket tiket langsung disuruh ke sisi kanan karena ada mesin cetak tiket otomatis.
Misi saya (kayak tugas penting aja) kesana itu untuk mengunjungi twin baby anak sepupu saya bareng keponakan gedhe saya (gini-gini saya punya keponakan yang sudah kuliah, tiba-tiba ngerasa tua :D ). Sudah sejak lama saya pengen kenalan sama si bayi kembar ini, karena di keluarga besar saya terakhir punya sodara kembar itu saat saya masih umur 4 tahun (sepupu saya), dulu saya sering banget main sama mereka. Dan saat si kembar ini berumur 4 tahun, salah satu dari mereka meninggal. #cry. Jadi kemunculan bayi kembar di keluarga besar saya ini kayak sebuah anugerah tersendiri, apalagi langsung kembar cowok dan cewek. Pinter banget sih mbak sepupu saya ini. Buat anak langsung bisa cowok dan cewek. Hehehe..
Sedangkan misi kedua ke Jakarta itu pengen wisata bisnis (halah… bahasa opo iki?) Yup, kali ini pengen banget mampir ke pasar-pasar grosir di Jakarta, kali aja nemu peluang baru buat dijual lagi. Soalnya waktu dulu kesana ngerasa kurang banget jalan-jalannya, maklum namanya juga ikut teman yang lagi wawancara kerja, jadi harus ngikut jadwal dia di Jakarta. Tapi cukup puas lah bisa jalan-jalan mengunjungi wisata kota tua Jakarta.
Ok, back to the topic, mengenai cetak tiket kereta ini, saya dibikin takjub sama kinerja perusahaan BUMN PT. Kereta Api Indonesia. Perusahaan ini menurut saya banyak mengalami kemajuan yang lebih baik. Nah, salah satu inovasi mereka adalah cetak tiket kereta ini. Jadi, awalnya saya itu langsung menuju ke loket tiket seperti biasanya saat hendak cetak tiket kereta. Tapi sama mas-mas penjaga loket tiket langsung disuruh ke sisi kanan karena ada mesin cetak tiket otomatis.
Biar
nggak jadi orang sotoy, pertama saya membaca cara penggunaan mesin otomastis
ini atau disebut dengan CTM (Cetak Tiket Mandiri) yang ada disisi kanan dan
kiri seperti gambar dibawah ini. Mesin ini sepenuhnya Touch Screen tanpa perlu menggunakan mouse. Nanti dibagian layar
masukkan kode booking tiket dan klik tombol cari, jika benar akan muncul hasil
pencariannya dan bisa langsung dicetak.
![]() |
Tampilan Mesin CTM (Cetak Tiket Mandiri) |
Terus mesin ini akan mencetak secara otomatis seperti gambar
dibawah ini. Habis itu bisa langsung diambil dengan menyobek pembatas kertas
tiketnya. Satu kata yang saya ucapkan dari hati saat melihat kinerja mesin itu “cool”.
Ada sedikit kejadian diluar
dugaan yang memaksa saya harus minta bantuan petugas. Karena si mesin CTM tak
kunjung berubah kembali ke tampilan awal saat saya memasukkan kode booking.
Karena saya harus mencetak ulang tiket pulang (yang tadi tiket berangkat).
Dengan sotoynya saya mengutak-atik CTM ini, yang ada malah mesin ini kembali ke
tampilan desktop Windows 8 dan untungnya bapak petugasnya ramah banget membantu
saya. Terima Kasih Pak. Sekalian saja saya langsung bertanya mengenai keberadaan mesin CTM, dan
kata bapak itu mesin ini sudah beroperasi sekitar 1 bulanan. Ada hikmah dibalik musibah ke-sotoy-an saya :D
Maaf ya teman kalau foto yang
ambil hanya ini saja. Masih untung saya menyempatkan untuk memfoto mesin CTM
ini, seharusnya saya bisa memperlihatkan tampilan layarnya, foto petunjuk
pemakaian CTM, dan lain-lain. Asal kalian tahu, saat saya berkenalan dengan
mesin CTM ini ngerasa jadi artis, semua pengunjung memperhatikan saya. Apalagi
nggak ada orang yang antri dibelakang, kan nggak enak banget jadi pusat
perhatian. Hehehe.. (halah…terlalu GR nih kayaknya :D).
Oh ya, saya cukup beruntung dapat membeli tiket ekonomi bersubsidi, dengan membayar 105rb bisa dapat tiket PP Surabaya-Jakarta. Isunya september ini tiket ekonomi bersubsidi bakalan mau dicabut. Sudah lama banget ke Jakarta naik kereta ekonomi, terakhir saat kelas 5 SD, jadi harus banyak persiapan nih, Apa masih banyak penumpang yang
tidur dibawah dengan menggelar Koran saat malam? Baiklah mari kita lihat
tanggal 11 besok. Wish me luck ya
teman, moga saya bisa sampai perjalanan dengan selamat dan kembali ke Surabaya
dengan segudang cerita yang lain. See U Next Time ^_^
Mari kita menjalin pertemanan dengan meninggalkan komentar Anda di postingan ini. EmoticonEmoticon