Postingan ini mungkin dapat sedikit memberikan pencerahan buat teman saya yang merasa galau karena jodoh yang tak kunjung datang, termasuk saya sendiri sih sebenarnya :D. Dan sudah sejak lama saya ingin menulis ini tapi nggak ada waktu (alasan, karena saya aja yang males nulis :p).
Oke langsung saja, mungkin secara tidak sadar kita seringkali membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam menarik perhatian lawan jenis buat dapetin pasangan. Seperti kata-kata
“kenapa aku tak kunjung dapat pacar sih, perasaan aku lebih lebih pintar dan baik dari si A deh, kenapa dia sering gonta-ganti pacar?”
Pertanyaan itu sering terlontar dari teman saya yang saat ini masih jomblo dan belum pernah pacaran sama sekali.
Atau ada juga pertanyaan seperti ini
“perasaan temenku ini biasa aja, bahkan lebih cantik dari aku. Kenapa dia udah ada yang ngajak nikah? Aku yang sudah pacaran hampir 4 tahun, kenapa dia tak kunjung ngajak nikah?”
kalau saya jadi cewek ini, saya akan segera meninggalkan pacar saya, dan mencari orang yang mau serius dengan saya :D (pendapat subyektif seorang fitri).
Perlu teman-teman ketahui, saya adalah penganut jomblo sejati dan belum pernah sekalipun merasakan yang namanya pacaran dengan laki-laki. Apa saya nggak normal karena nggak pacaran? Oh tentu saja tidak, saya teramat sangat normal. Saat saya masih SMA, ada beberapa nama laki-laki yang pernah mengisi buku diary saya, silahkan liat sendiri. Tapi berhubung isi diary rahasia, jadi maaf saya nggak bisa memperlihatkannya teman.. :)
Alasan saya nggak pacaran adalah karena saat kelas 3 SMP saya pernah baca buku “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” milik Salim A. Fillah. Saat itu saya iseng aja pinjam buku di perpustakaan. Kalau diingat-ingat sekarang, mungkin dulu saya termasuk orang aneh, karena mana ada anak ABG yang mau baca buku kayak gitu?
Selesai membaca buku itu, entah kenapa tiba-tiba saya bertekad untuk tidak akan pacaran sebelum nikah. Buku itu sangat mempengaruhi kehidupan saya selanjutnya dalam memandang lawan jenis. Kalau teman2 mau baca buku itu silahkan pinjam di perpustakaan, teman, sodara atau beli di toko buku terdekat. Karena saya juga nggak punya buku itu :D
Tapi yang namanya suka atau cinta emang nggak bisa dihindari atau ditolak. Saya pun merasakan hal ini saat masa SMA. “Karena kita nggak tahu kapan hadirnya cinta, tapi kita bisa merasakan getaran cinta” (copas kata2 teman yg dkirim lewat sms :D)
Ada satu laki-laki yang sangat menarik perhatian saya saat SMA diantara para lelaki yang lain yang pernah saya suka, sebut saja namanya Mr. X (sok jadi detektif). Awalnya saya memandang dia biasa saja, dia sering main ke kelas saya saat istirahat karena kami beda kelas. Suatu saat tak sengaja saya sering melihat dia sholat Dhuha di mushola sekolah, saat ikut eskul SKI pun dia sangat menonjol karena hafalan surat Al-Qurannya cukup banyak (saya tahu ini karena saya juga ikut eskul SKI). Hingga karena kagumnya saya pada dia, saya berani ngirim surat klo saya kagum sama dia karena agamanya yang superbbb sekali. Tentu saja bukan menyebutkan nama asli saya di surat itu. :D
Dan akhirnya saya tahu kalau sebenarnya Mr. X itu juga suka saya sebelum saya mengirim surat. Saya tahu ini dari teman sekelas saya, saat saya iseng bertanya pada dia tentang Mr. X ini. Kebetulan teman saya ini teman MOS Mr. X. Kata teman saya ini, alasan dia main ke kelas adalah untuk memperhatikan saya, TePe2 gitu lah. Saat itu rasanya tulang saya lepas satu persatu saking senangnya, karena rasa suka ternyata nggak bertepuk sebelah tangan :D. Tapi dari cerita teman saya, saya juga tahu kalau Mr. X ini sudah punya pacar dan dia bingung antara saya atau pacaranya. Sejak tahu dia punya pacar, rasa suka saya menguap begitu saja. Saya itu tipe orang yang kalau tahu orang yang saya suka udah punya pacar, saya akan mundur dengan teratur. Walaupun nggak berniat buat pacaran :D
Lama kelamaan saya biasa aja ke Mr. X ini, bahkan kami sekelas selama 2 tahun, saat kelas XI dan XII. Kami pun berteman cukup akrab, karena kita sering berdiskusi masalah pelajaran. Dan sekarang Mr. X ini sudah menikah dengan pacarnya yang dulu dan telah memiliki seorang putri yang cantik dan lucu. :D
Itu cerita saya saat masa remaja atau puber, jadi saya berhasil melewati masa puber tanpa pacaran. Nah menginjak usia 20an, kalau nggak salah saat itu saya berusia 19 tahun, ada mas-mas yang secara terang-terangan mengajak saya menikah. Kami bertemu saat saya main ke kos teman, waktu itu si mas ini sedang ngajak kakak teman saya buat keluar, tapi secara halus saya menolaknya karena saat itu saat nggak mau nikah sebelum lulus kuliah.
Trus muncul seorang mas-mas lagi yang pengen ngajak serius, saat saya usia 22 tahun. Sekali lagi saya menolak mas ini karena banyak sekali perbedaan, disamping itu mas ini seorang perokok, saya nggak suka lelaki perokok karena menurut saya nggak keren sama sekali. Saya menolak kedua lelaki tersebut bukan karena saya yang pilih-pilih, tapi karena merasa kalau mereka bukan orang yang saya cari :)
Yup, sekali lagi saya bisa melewati kehidupan tanpa pacaran. Dan alhamdulillah malah baik-baik saja, nggak perlu buang pulsa buat telepon dan sms, nggak perlu sakit hati karena putus dengan sang pacar, nggak perlu buang uang buat kencan, dan yang pasti nggak nambah dosa karena sering berduaan. Walau dalam hati kecil tak dipungkiri kalau saya sering mendamba seorang laki-laki yang siap mengantar kemana pun kalau saya males naik sepeda motor, siap membantu membawa barang belanjaan saat kulakan di PGS, siap membuatkan makanan enak kalau lagi malas makan, siap membantu saat ada tugas kuliah. Loh..loh..kok rasanya malah jadi mirip saya butuh pembantu ya :D. Yah intinya, kadang saya merasa timbul perasaan iri kepada teman-teman saya yang sudah memiliki pasangan walau belum berstatus halal (pacaran).
Nah, teman jika kalian para jomblo dan sudah membaca postingan ini berbangga lah dengan status jomblo kalian karena kita istimewa, bukan bekas pacar si A, si B, atau si C. Kita itu istimewa karena kita mampu menjaga hati dan cinta yang halal hanya untuk orang yang berani menemui orang tua kita, untuk menggandeng kita ke pelaminan. :D
“Lha trus kalau nggak lewat pacaran, cara tahu jodoh kita dari mana fit?” Jujur saja ya, kalau dikasih pertanyaan ini saya pun juga nggak bisa jawab. Karena saya sendiri pun belum menikah :p. Saya sering melihat banyak para akhwat dan ikhwan remaja masjid yang menjalani proses pernikahan tanpa pacaran, saya pun ingin seperti mereka walaupun saya jauh dari kesan akhwat :D
Kata mbak yang seorang akhwat bimbingan ngaji saya, kita akan tahu dia jodoh kita atau nggak saat kata ijab qabul terucap. Kalau kata itu sudah terucap, dia pasti adalah jodoh kita. Dan pasti jalan kesana akan semakin dimudahkan oleh Allah walau banyak halangan dan rintangan yang menghadang (duh..jadi mirip soundtrack nya kera sakti :D). Karena walau kita sudah menjalani proses lamaran belum tentu dia menjadi jodoh kita, kisah nyata adalah teman saya sendiri yang tidak jadi menikah walaupun sudah melaksanakan proses lamaran. Tapi Alhamdulillah, Oktober 2012 dia sudah menikah dengan tetangga beda gang :D
Oh ya, disamping itu saya tersentil dengan status teman Fb saya yang ngomong kayak gini
“Rasulullah menikah di usia 25 tahun dengan Khadijah. Tahun ini saya akan berusia 25 tahun. Afdalnya sih mengikuti jejak Rasul juga. Tapi, gimana ya... #galaukumat :) “ ---Lalu Abdul Fatah, penulis buku Travelicious Lombok
Jadi ingat, kalau tahun ini saya akan berusia 24 tahun, jadi masih ada 1 tahun sebelum 25 tahun. Moga Allah mengizinkan saya menikah sebelum umur 26 tahun. Biar bisa mengikuti jejak Rasulullah. Amin..
Pokoknya untuk saat ini, saya sedang berusaha untuk memperbaiki diri saya dulu, istilah kerennya memantaskan diri. Sehingga saya pun juga bisa menjadi orang yang pantas untuk menjadi pasangan buat dia.
Kayaknya udah ya nulisnya, pasti kalian juga capek kan baca postingan saya yang kelewat banyak ini. Moga ada hikmah yang bisa diambil dari tulisan ini ya teman.. :). Kalau ada yang merasa tersentil saya mohon maaf ya, tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui tapi berbagi rasa menghadapi para galauer yang jodohny tak kunjung datang (menghibur diri sendiri)
Untuk mengakhiri postingan ini saya ingin berbagi makna cinta dengan kalian semua, yang saya sendiri lupa dari mana saya memperoleh kata-kata ini. Hope you like it
Makna Cinta
Jangan salah memaknai cinta...
Ia hadir pada diri tiap makhluknya.
Acapkali ia kotor karena kotornya hati manusia yang salah memaknainya.
Tak ada yang salah dengan cinta...
Karena ia hadir sebagai rahmat dari Allah untuk makhluknya.
Bukan untuk dienyahkan atau dicampakkan.
Ia hadir untuk disemai dan dipelihara.
2 komentar
Write komentarInsyaallah Allah sudah mempersiapkan jodoh buat kita semua, tinggal bersabar menunggu sambil memperbaiki diri.*Kita jomblo tapi ga available gitu wkwkkkk
ReplySalam kenal teman,
Replysilahkan mampir di lapak saya ;)
Mari kita menjalin pertemanan dengan meninggalkan komentar Anda di postingan ini. EmoticonEmoticon